Sejak lahir dan berkembang di Washington DC, Amerika Serikat, tidak butuh lama untuk skena hardcore melaksanakan invasinya ke hampir seluruh penjuru dunia, begitu pula di Indonesia. Salah satunya dibuktikan oleh kehadiran Paper Gangster. Paper Gangster merupakan sebuah kolektif musik dengan langgam hardcore asal Depok yang dibentuk pada tahun 1996 oleh sekelompok anak muda penuh semangat yang terdiri dari Ijen (vokal), Jeffry (gitar) , Agoes (bass), Indra (gitar) dan Ivan (drum). Aktif dalam menghembuskan napas hardcore di kota tempat mereka tinggal, Paper Gangster dapat dibilang jadi salah satu unit yang juga berhasil mempopulerkan istilah DCHC (Depok City Hardcore) bersama kawan-kawan yang berasal dari band lainnya, seperti Thinking Straight, Banzai, Kamikaze, hingga Soulside.
Sejak dari awal pembentukannya, Paper Gangster terus secara militan tampil dari panggung ke panggung di kawasan Depok dan Jakarta sembari mengembangkan potensi yang dimiliki dalam tubuh mereka. Hasilnya di tahun 2004, Paper Gangster berhasil merilis album perdana mereka berjudul Season of Destruct di bawah naungan Vein Records yang rilis dalam format kaset berisikan 9 lagu. Di masa-masa mereka berjuang menunjukkan eksistensi berkat lahirnya album perdana tersebut, satu tahun kemudian Paper Gangster harus rela menerima kenyataan akan kepergian Ijen untuk selamanya. Kepergian Ijen tentu menghadirkan luka yang mendalam di tubuh Paper Gangster, namun mereka tetap bertahan sembari melanjutkan semangat dan warisan yang Ijen tinggalkan.
Kegigihan untuk bertahan di kancah permusikan Tanah Air, Paper Gangster akhirnya kembali dengan merilis album keduanya di tahun 2011. Album berjudul Strong Survival Instinct ini berisi 10 lagu dan dirilis di bawah naungan Crooz Records. Album ini juga hadir sebagai sebuah penanda resminya formasi teranyar di dalam tubuh Paper Gangster yang ditambah dengan kehadiran Moegky (vokal), Rendy (gitar), dan Rezza (drum). Namun formasi teranyar tersebut tidaklah bertahan lama. Agoes sebagai salah satu anggota pendiri Paper Gangster memutuskan untuk hengkang dari band yang pernah jadi tempat perjuangan dirinya dalam segi bermusik dengan alasan personal. Rezza juga selanjutnya mengikuti jejak langkah Agoes untuk mengundurkan diri dari Paper Gangster.
Di tahun 2015, Paper Gangster resmi memperkenalkan Dado untuk mengisi posisi pemain bass dan Ayul Dimas sebagai penabuh drum. Lengkapnya formasi tersebut, membuat Paper Gangster mantap untuk melanjutkan perjalanan musiknya dengan mempersiapkan album ketiganya. Pada pertengahan tahun 2016, melalui Sulung Extreme Musick yang berbasis di Samarinda, Paper Gangster menelurkan album ketiganya yang berjudul Struggle United Till The End. Rilisnya album ketiga tersebut juga jadi penanda perpisahaan antara Ayul Dimas dan Paper Gangster yang mengundurkan diri untuk beralih profesi. Selanjutnya, posisi penggebuk drum di dalam tubuh Paper Gangster pun dibantu oleh kehadiran Jeang dari Human Like Monster, Prama Jange dari Straightout, dan Alvin dari Noxa secara temporer.
Semangatnya untuk terus berkarya di jalur hardcore membawa kesuksesan dan pencapaian besar bagi Paper Gangster. Terbukti bahwa kualitas yang dimiliki Paper Gangster berhasil melirik perhatian dari mata mancanegara. Di Tanah Air sendiri, Paper Gangster berhasil berbagi panggung dengan musisi-musisi cadas internasional seperti Bleeding Through, Hatebreed, Madball, Extreme Noise Terror, dan First Blood. Nama Paper Gangster juga kerap meramaikan berbagai festival musik cadas nasional, seperti Rock In Celebes, serta Hellprint. Di tahun 2018, Paper Gangster juga sempat masuk ke dalam jajaran nama sebagai kandidat untuk Wacken Open Air Metal Battle.