Sejak pertama kali dibentuk di tahun 1997, Underoath merupakan salah satu band rock yang mencoba untuk terus menghadirkan evolusi yang selaras dengan tren perkembangan musik dari masa ke masa. Underoath dikenal sebagai salah satu band post-hardcore yang tidak malu untuk menyematkan berbagai elemen musik di luar dari pakem atau gaya mereka. Hal tersebut pun masih dilakukan oleh Underoath di tahun 2021 ini melalui single terbarunya yang berjudul Numb. Underoath pertama kali memperkenalkan Numb pada 8 Desember lalu, sesaat mereka tampil dalam sebuah konser bertajuk Digital Ghost.
Melalui single terbarunya, Numb, Underoath mencoba untuk menyalurkan agresi mereka melalui elemen musik elektronik. Kehadiran elemen tersebut menambah dinamika musik yang lebih kompleks nan menarik dalam melengkapi ciri khas musik Underoath yang dikenal dengan instrumentalisasi yang dominan. Numb dipilih sebagai langkah lanjutan yang dilakukan oleh Underoath dalam menyambut album terbaru mereka pada 14 Januari nanti.
Sebelum single Numb, Underoath sebelumnya juga sudah merilis beragam single cadas lainnya, Damn Excuses, Hallelujah, Pneumonia, dan Cycle. Kumpulan single tersebut berhasil membuka pintu dari band asal Florida ini untuk memperkenalkan warna musik baru yang akan tersaji pada album berjudul Voyeurist ini. Untuk lagu terbaru berjudul Numb ini, Underoath juga menghadirkan treatment yang spesial. Karya ini secara eksklusif digarap oleh Underoath untuk sang penabuh drum, Aaron Gillespie, bisa menyumbangkan suaranya untuk membuat bagian chorus jadi lebih agresif. Underoath juga menjelaskan bahwa Numb merupakan satu-satunya lagu yang menyematkan vokal Aaron Gillespie di dalam album Voyeurist.
Tim McTague selaku gitaris dari Underoath menjelaskan, meskipun Numb menghadirkan warna musik berbeda, DNA dan semangat yang tersaji di dalam lagu tersebut datang dari karya-karya klasik Underoath lainnya. Semangat tersebut salah satunya datang dari They’re Only Chasing Safety, sebuah lagu Underoath yang diakui ditulis dengan sudut pandang dan pendekatan dewasa.
Untuk karya Underoath sebelumnya, Damn Excuses, single tersebut juga merupakan salah satu karya eksploratif yang tidak direncanakan dari band asal Amerika Serikat tersebut. Underoath mengakui bahwa proses penulisan lagu Damn Excuses ini tidak pernah sempat dibicarakan sebelumnya. Hadirnya kerangka lagu ini datang ketika Underoath kembali masuk studio bersama selesai masa isolasi diri akibat pandemi tidak lagi berlaku di kawasan mereka tinggal.
Underoath menjelaskan bahwa Damn Excuses bisa jadi datang sebagai sebuah respons atas kondisi emosional mereka yang hidup di dalam rasa ketidak tahuan. Selain itu, agresi yang memuncak juga bisa jadi salah satu faktor mengapa salah satu single untuk album terbaru Underoath ini bisa datang secara tiba-tiba.
Underoath menambahkan bahwa proses pengerjaan lagu di album terbaru mereka saat ini berjalan dengan kolaboratif. Hampir seluruh karya dibuat bersama-sama ketika setiap anggota datang ke studio untuk latihan atau menulis lagu baru. Setiap anggota kerap kali datang dengan ide maupun luapan emosional berbeda-beda. Keterbukaan tersebut tidak hanya berhasil menjadi karya yang menarik untuk dipersembahkan, tapi juga menjadi momen untuk saling mengenal satu sama lain lebih mendalam setelah beberapa waktu yang cukup lama terpisah akibat pandemi.
Terkait album terbaru dari Underoath, Voyeurist, band rock asal Amerika Serikat ini mencoba untuk menghadirkan jembatan dari karya klasik mereka dengan sentuhan modern yang relevan di tahun ini dan di masa yang akan datang. Hal tersebut datang dari eksperimen yang dilakukan secara menyeluruh oleh Underoath. Selain itu, album Voyeurist ini jadi alnum pertama yang diproduksi oleh Underoath secara mandiri.
Image courtesy of Dan Newman