Tak ada kata terlambat bagi unit skatepunk asal Chicago Amerika Serikat, Counterpunch. Setelah mengalami masa hiatus selama lebih dari lima tahun, Counterpunch akhirnya mengumumkan perilisan lagu baru mereka.
Dengan bergabungnya Counterpunch dengan SBAM Records dan Thousand Island Records, mereka mengumumkan akan merilis lagu baru. Ini merupakan comeback Counterpunch setelah absen melepas lagu baru sejak terakhir pada 2014.
Namun, para penikmat musik Counterpunch harus lebih dulu sabar menunggu lantaran lagu baru dari band kesayangan baru akan dirilis pada 29 Januari 2021. Rencananya, Counterpunch bakal merilis double single terbatas.
Dua lagu dari Counterpunch nanti akan berjudul We, the role dan Handbook for the recent debriefed. Dengan lagu baru mereka, Counterpunch menulis komentar tentang masyarakat di sekitar mereka.
"Saatnya menekan tombol reset," kata vokalis dan gitaris Counterpunch, Eric Hausse, ketika dia melihat kebencian dan perselisihan tentang agama, gender, dan seksualitas di masyarakat saat ini.
Tentang Counterpunch dan Pasang Surut Perjalanan
Mengutip dari berbagai sumber, perjalanan Counterpunch di industri musik punk benar-benar dimulai pada 2006 ketika mereka melepas sebuah karya bertajuk Counterpunch S/T. Rekaman ini direkam di salah satu basement personel mereka dan dirilis independen melalui Punch-It Records.
Lantas pada 2011, Counterpunch melepas album kedua dengan tajuk Dying To Exonerate The World. Dirilis melalui Go Kart Records, album milik Counterpunch ini berisikan 13 lagu di antaranya Heroes and Ghosts, High Tide For Internal Strife, The Great Regression, And Everybody's Right, Constraints And Anchors, When The Curtains Close, We Believe, March of the Paper Tiger, Strings Of Destiny, Sweet and Sour, A Raven's Curse, Parasites/Scenester Kids, dan So Long.
Tiga tahun setelah merilis album itu, Counterpunch memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menuliskan materi-materi lagu untuk album baru. Alhasil, pada Agustus 2014 Counterpunch berhasil melepas album lagi dengan tajuk Bruises.
Ada 11 lagu yang dipersembahkan Counterpunch dalam album ini, di antaranya adalah Guardialis, Bruises, Young & Entitled, Heartstrings, No Man's Land, Destroyed by Lions, Blueprint, Clay Pigeon, Grinder, Peace Through Superior Firepower, dan Bonfire.
Menurut beberapa penilaian mengenai album ini, musik-musik dari Counterpunch disebut banyak terinspirasi dari band-band punk tahun 90-an sepeti Bad Religion, Strung Out, hingga Fat Wreck. Namun, Counterpunch dianggap memiliki materi musik yang segar dalam beberapa sisi.
Dalam wawancara bersama The Gm's Perspective baru-baru ini, Counterpunch mengisahkan perjalanan mereka dan bagaimana cara mereka tetap konsisten berada di skena punk hingga saat ini.
"Counterpunch adalah sebuah band punk dari Chicago. Secara teknis kami dari Chicago. Salah satu dari kami tinggal di Detroit dan salah satu dari kami pindah ke Denver. Jadi kami ada di semua tempat. Seperti pertengahan tahun 90-an, skatepunk, melodic punk, dan beberapa thrash metal. Ada pop di sana," ujar Counterpunch.
"Sejujurnya ini adalah musik yang kami suka untuk menulis. Eric dan saya telah menulis bersama selamanya, sepertinya hampir 20 tahun. Itu adalah musik yang kami sukai dan mengalir begitu saja."
Lebih jauh Counterpunch juga berbagi keluh kesah mengenai perjalanan selama tahun 2020 yang penuh lika-liku lantaran pandemi COVID-19. Tidak adanya pertunjukan langsung membikin Counterpunch harus putar otak untuk tetap berkarya.
"Benar-benar tidak ada cara untuk melakukan pertunjukan langsung. Kami pasrah pada hal-hal yang bisa kami lakukan, yaitu merencanakan dan berharap segala sesuatunya menjadi lebih baik. Kami mendapatkan master untuk album baru tiga hari setelah pandemi melanda dan beberapa minggu kemudian kami semua tidak bisa ke mana-mana," jelas Counterpunch.
"Kabar baiknya adalah kami benar-benar dapat merilis lagu baru sebelum akhir tahun. Lagu kedua akan keluar pada bulan Januari. Dan pre-sale untuk salinan fisik 7-inch dimulai pada 15 Desember dan tanggal rilis dari semuanya adalah 29 Januari 2021," tutur Counterpunch.
Salah satu hal yang bikin Counterpunch bisa tetap berkarya dan melahirkan musik baru adalah bergabungnya mereka dengan label rekaman baru. Counterpunch mengisahkan perjalanan mereka dalam mencari label rekaman baru hingga akhirnya menemukan yang sesuai dan bisa membantu melahirkan karya baru.
"Anda berharap bisa berada di label X, tapi itu bukan kenyataan karena di balik layar, bisnis atau label itu memiliki waktu rilis. Seluruh tahun mereka diplot dari apa yang telah mereka komitmen sejauh apa band dan rilis apa yang mereka keluarkan. Datang sebagai orang luar, kecuali Anda memiliki sesuatu yang benar-benar luar biasa atau jalur yang benar, Anda mungkin bahkan tidak akan mendapatkan tanggapan jujur," ujar Counterpunch.
"Menemukan label yang tepat adalah seperti sebuah pertemanan. Ini hampir seperti Anda menambahkan anggota band atau bisnis lain dan memiliki mitra bisnis yang sama bersemangatnya dengan produk Anda."
"Memulai dialog dan percakapan dengan orang-orang ini adalah prioritas dan apakah mereka tertarik untuk mendengarkan musik kita? Ini juga tentang mengembangkan hubungan individu lebih dari sekadar mencoba menemukan orang yang ingin Anda ajak kerja sama," tutup Counterpunch.