10 Album Shoegaze Populer dari Berbagai Zaman

  • By:
  • Sabtu, 25 December 2021

Gegap gempita shoegaze revival beberapa tahun ke belakang, membuka jalan bagi para penikmat musik masa kini dalam mengetahui karya atau album shoegaze yang populer bahkan punya pengaruh bagi skena tersebut. Tidak bisa dipungkiri, bahwa album shoegaze di akhir tahun 1980-an hingga awal 1990-an, masih dianggap sebagai karya yang membentuk karakteristik shoegaze hingga saat ini. 

Namun, album shoegaze dari band lawas maupun band baru yang sempat kembali dirilis pada beberapa tahun ke belakang, nyatanya memberikan gambaran bahwa musik yang sarat akan gemuruh distorsi dan bernuansa mengawang tersebut bisa berkembang mengikuti zaman. Bagi kalian yang tengah mendalami kembali genre yang terkenal dengan istilah "The Scene That Celebrates Itself", mari mengenal beberapa album shoegaze yang dianggap punya pengaruh dalam mengembangkan genre tersebut berdasarkan pendapat dari media internasional, Superfriends.

Dalam daftar rekomendasi album shoegaze ini, kalian akan menemukan judul album dari band shoegaze terdahulu maupun band kini yang kembali mengibarkan bendera aliran musik tersebut di masa kini.

  1. Tired Of Tomorrow - Nothing

    Nothing merupakan salah satu band yang berhasil menghadirkan kembali gelombang shoegaze beberapa tahun ke belakang. Oleh karena itu, salah satu album shoegaze dari band asal Amerika Serikat tersebut yang berjudul Tired Of Tomorrow dianggap sebagai salah satu album shoegaze yang cukup punya pengaruh. Album shoegaze kedua dari Nothing ini dikemas secara apik sehingga memberikan nuansa musik baru dari karakteristik shoegaze klasik.

  2. My Bloody Valentine - Loveless

    Bagi sebagian penggemar shoegaze, album shoegaze kedua dari My Bloody Valentine ini dianggap jadi perwakilan yang tepat untuk memaknai terminologi genre tersebut secara utuh. Terdengar sarat akan emosi yang disampaikan melalui permainan gitar yang kasar dan sarat akan distorsi yang menggema ke seluruh ruangan, Kevin Shields selaku frontman dari band ini meramu materi untuk album Loveless ini dengan sangat hati-hati. Proses pengerjaan album yang dilakukan lebih dari 2 tahun ini dibutuhkan untuk melakukan eksplorasi musik shoegaze hingga batas akhirnya. Tidak heran jika album ini adalah satu dari dua album yang paling berpengaruh untuk genre shoegaze.

  3. Delaware - Drop Nineteens

    Sebagaimana yang kalian ketahui, shoegaze di awal kehadirannya cukup populer dan berkembang pesat di kawasan Inggris Raya. Namun, di tahun 1992, band Amerika Serikat bernama Drop Nineteens merilis album shoegaze berjudul Delaware yang cukup berhasil mengubah arus skena tersebut secara mancanegara. Delaware merupakan album perdana dari Drop Nineteens dan dianggap sebagai salah satu album shoegaze gelombang perdana yang datang dari band asal Amerika Serikat.

  4. Slowdive - Souvlaki

    Penggemar shoegaze lainnya akan lebih setuju untuk menganggap Souvlaki sebagai album shoegaze yang paling berpengaruh untuk kejayaan genre tersebut. Album kedua dari Slowdive ini dikenal tidak hanya dari sisi eksperimen sound yang dihasilkannya, namun juga cerita personal di balik pembuatan albumnya. Secara umum, Slowdive berhasil mengawinkan elemen shoegaze yang terkenal liar dengan latar cerita tentang kesedihan yang cukup grounded dan melankolis.

  5. Citrus - Asobi Seksu

    Di tahun 2006, Asobi Seksu muncul dengan album shoegaze yang mencoba untuk kembali membangun gelombang skena tersebut. Album shoegaze berjudul Citrus ini dinilai sebagai salah satu evolusi karya shoegaze yang dianggap sesuai dengan zamannya. Untuk album shoegaze ini, Asobi Seksu tetap menghadirkan ciri khas musik yang dibalut dengan distorsi. Meskipun begitu, album shoegaze dari band asal New York ini memberikan sentuhan musik pop yang manis untuk didengarkan.

  6. Eureka - Kinokoteikoku

    Di luar Inggris Raya dan Amerika Serikat, shoegaze juga jadi salah satu genre yang cukup populer di Jepang. Perpaduan musik rock jepang dengan karakteristik musik shoegaze yang penuh gemuruh menghadirkan komposisi yang cukup unik. Hal tersebut bisa kalian coba dengarkan lewat album shoegaze berjudul Eureka dari Kinokoteikoku.

  7. Ride - Nowhere

    Pada setiap album yang dirilis, Ride seakan menawarkan kepribadian atau karakteristik yang berbeda. Sehingga sulit untuk menentukan mana album terbaik dari diskografi yang mereka miliki. Namun Nowhere merupakan album pertama dari band asal Inggris ini yang meninggalkan jejak mereka sebagai salah satu band shoegaze yang populer. Memilih untuk meramu komposisi lagu yang lebih cenderung bernuansa pop, elemen distorsi gitar khas ala shoegaze menjadi latar di setiap komposisi lagu-lagunya agar terdengar lebih penuh dan berisi

  8. The Verve - A Storm In Heaven

    Sebelum dikenal sebagai salah satu band di bawah bendera britpop, The Verve lebih dulu memulai berkarya dengan memilih shoegaze sebagai landasan utamanya. A Storm In Heaven di tahun 1993 merupakan album perdana dari band yang dibentuk oleh Richard Ashcroft. Rilis di masa akhir shoegaze berjaya, album ini menawarkan karakteristik genre yang terdengar raw dan sarat akan emosi tersebut menjadi balutan nada yang lembut. Pendekatan tersebut seakan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siapapun yang baru pertama kali mencoba untuk mendalami shoegaze. Visi yang dimiliki The Verve juga akhirnya membuat band ini masih bisa bertahan dalam melawan badai yang menghadang perkembangan shoegaze di awal tahun 1990-an, di mana yang lain memilih untuk tidak lagi melanjutkan perjalanannya.

  9. Lush - Spooky

    Lush menambah daftar dari band beraliran shoegaze yang berhasil meraih perhatian publik yang lebih mainstream. Hal tersebut berhasil diraih berkat album keduanya Spooky yang rilis di tahun 1992. Kehadiran skena britpop yang mulai berkembang menjadi salah satu pengaruh dalam perancangan komposisi materi untuk album ini. Dibantu oleh Robin Guthrie dari Cocteau Twins sebagai produser, album ini mengoptimalisasi aransemen musik pop dengan gabungan efek ala shoegaze dan tambahan instrumen elektronik yang berhasil menghadirkan keunikan tersendiri.

  10. Mezcal Head - Swervedriver

    Sentuhan musik pop yang membalut genre musik shoegaze sebetulnya bukan hal yang baru dilakukan. Album shoegaze dari Swervedriver berjudul Mezcal Head merupakan salah satu album shoegaze klasik yang dianggap berhasil memadukan dua genre tersebut di awal perekembangan genre tersebut. Pengaruh musik dari My Bloody Valentine dengan balutan distorsi yang memenuhi lagu bisa terdengar diolah dengan rapi dalam album shoegaze ini.

Image courtesy of Hitesh Kapur / shutterstock